Sweet Memories


Cast : Lee Shin Hwa [author], Lee Jinki [Onew]
Other Cast : Kim Hye Sun

- Lee Shin Hwa P.O.V -

Liburan kali ini, sekolahku mengadakan acara rekreasi ke daerah pantai. Aku sudah mempersiapkan segala keperluanku dari beberapa hari lalu. Kami juga diminta datang lebih awal. Aku memeriksa lagi barang bawaanku sebelum akhirnya salah seorang guru datang kekelas kami dan menyuruh kami berbaris karena sebentar lagi akan berangkat. Perjalanan kali ini sepertinya akan lama, apalagi Min Hwa tidak ikut. Alhasil aku duduk sendirian selama perjalanan.

Setelah kurang lebih tiga jam perjalanan, kami akhirnya sampai. Sebelum masuk ke acara bebas, kita diperkenankan untuk makan di tempat yang sudah disediakan. Saat sudah memesan makananku, aku baru sadar tempatnya penuh sekali. Aku tidak menemukan tempat duduk. Kemudian, akhirnya aku menemukan kursi kosong di sebelah seorang sunbae. Aku minta ijin untuk duduk disebelahnya karena memang aku tidak menemukan tempat duduk lagi. Dia mempersilahkan dan aku baru menyadari bahwa sunbae ini adalah ketua OSIS, Onew-sunbae. Awalnya kami sama-sama makan dalam diam meskipun sekitar kami ribut sekali.

"Itu, daging?" tanyanya tiba-tiba.
"Ne, wae?"
"Anio~ hanya saja sepertinya tadi aku tidak melihat ada daging."
"Sunbaemin mau? Sepertinya aku mengambil terlalu banyak."
"Oppa saja. Bolehkah?" ia membetulkanku yang memanggilnya dengan sebutan 'sunbae'. Aku memberikan beberapa dagingku untuknya. Lucunya ia jauh terlihat lebih senang dari sebelumnya. Aku tertawa kecil melihat perubahannya. Ia menatap kearahku, heran melihatku tertawa. Ia bertanya apakah ada yang lucu. Ia sendiri tertawa melihat sikapku. Alhasil kami berdua sama-sama tertawa.

Onew-oppa adalah ketua OSIS. Ia sekarang duduk di kelas senior, kelas 12. Sedangkan aku sendiri masih kelas junior, kelas 10. Lucunya, sebagai ketua OSIS ia hanya terkenal dengan ketampanannya dan acara-acara sekolahnya yang selalu berhasil diselenggarakan. Tapi tidak ada yang tahu sifat aslinya. Banyak yang mengatakan karena terlalu sibuk mengurus program OSIS dan belajar, Onew-oppa sampai tidak pernah pacaran. Tapi bagiku, masa bodoh. Masa hanya gara-gara Onew-oppa adalah ketua OSIS, semuanya harus tahu tentangnya luar dalam? Sampai-sampai memperdebatkan masalah pribadinya.

Kami terus bercanda sampai kami selesai makan. Aku merasa beberapa pasang mata mengawasi kami. Masa bodoh, Onew-oppa tidak keberatan kenapa yang lain harus memributkannya? Setelah makan, otomatis kami berpisah. Aku memutuskan mengganti pakaianku terlebih dahulu. Sebenarnya aku tidak tahu mau kemana. Aku sendirian dan tidak punya rencana mengahabiskan acara liburan ini. Setelah mengganti celana panjangku dengan celana yang lebih pendek, aku hanya duduk-duduk di pantai sambil melihat teman-temanku yang lainnya bermain.

"Kau, sedang apa disini?" tanya seseorang tiba-tiba saat aku sedang asyik melamun sendiri.
"Oh, Onew-oppa. Anio, hanya saja duduk-duduk saja."
"Kau sendirian?" tanyanya lagi.
"Ne, oppa juga sendirian?"
"Ne, boleh aku ikut duduk disini?" Aku mempersilahkan ia duduk disebelahku, karena ia juga sudah mepersilahkan aku duduk disebalahnya saat makan tadi. Sekarang ia tidak lagi menggunakan jaket dan celana panjang. Melainkan oblong dan celana pendek selutut berwarna hijau. Aigo, aku baru sadar ternyata ia tampan sekali. Untuk beberapa saat kami sama-sama terdiam. Kemudian Onew-oppa bangkit.
"Tunggu disini. Aku mau ke kedai itu sebentar." Ia kemudian segera pergi menuju ke kedai yang dimaksudnya. Karena aku sendiri tidak tahu mau melakukan apa dan pergi kemana, maka aku tetap diam di tempatku. Terlihat dari tempatku duduk, kedai yang dituju Onew-oppa memang ramai.

"Ya!" bentak seseorang.
"Wae?"
"Apa yang sedari tadi kau lakukan dengan Onew-oppa?" siswi kelas 11 itu bertanya dengan nada kasar.
"Wae? Aku tidak melakukan apa-apa."
"Hey, kau pikir aku babo? Aku mengawasimu sedari tadi. Kau bercanda dan tertawa dengan Onew-oppa. Dan sekarang, menyuruhnya ke kedai makanan ringan? Kau pikir kau siapa?"
"Mwo? Apa maksudmu? Tidak benar kalau aku yang menyuruhnya pergi ke kedai itu." Aku balas membentaknya.
"Ada apa ini?" tiba-tiba Onew-oppa datang membawa beberapa snack dari kedai tadi.
"Hye Sun? Shin Hwa? Apa yang terjadi?" ia sama-sama membentak kami. Sebenarnya aku ingin mengatakan yang sesungguhnya tetapi...
"Dia membentakku saat aku ingin duduk disini. Padahal aku tidak melakukan kesalahan apapun padanya." tidak kusangka siswi yang bernama Hye Sun itu menduluiku, berbohong lagi.
"Anio~ Kau sendiri datang-datang sudah membentakku, pakai nuduh aku menyuruh Onew-oppa membelikanku snack dari kedai itu." Aku juga tidak mau kalah, karena aku merasa aku benar.
"Sudah-sudah. Hye Sun, aku sudah cukup muak dengan sifatmu!" Onew-oppa langsung menarik tanganku dan pergi dari tempat itu. Kami berjalan kearah tepi pantai. Dalam hati aku sendiri bertanya-tanya, apakah Hye Sun adalah yeojachingunya. Kalau memang iya, tidak salah juga ia berkata demikian. Tapi Onew-oppa sendiri yang mengajakku bercanda tertawa terlebih dulu. Kami sudah hampir sampai tepi laut saat Onew-oppa tiba-tiba berhenti. Saat itu pula ia baru melepaskan gandengannya.

"Mianheyo, oppa." kataku padanya sambil mengikutinya duduk.
"Wae? kau tidak melakukan kesalahan."
"Yang tadi, kurasa itu kesalahanku."
"Jangan sampai kau berfikiran bahwa Hye Sun adalah yeojachinguku."
"Mwo? Memang bukan ya?"
"Anio~ aku tidak mau punya yeojachingu seperti dia."
"Wae?"
"Emmm... Selama ini hanya kau yang tahu, jangan beritahu siapa-siapa ya." aku hanya mengangguk sekali.
"Hye Sun itu adalah cucu dari kepala sekolah kita. Siswa yang lain tidak ada yang tahu. Sejak di kelas junior, katanya ia suka padaku. Awalnya aku tidak keberatan. Dia cantik, dan aku tahu dia juga pintar. Tapi, ada satu hal yang aku tidak suka darinya, sifatnya. Dia selalu meneror dan memusuhi setiap siswi lain yang dekat denganku atau menyukaiku. Seperti kau tadi. Dia menganggap, kami sudah pacaran. Padahal aku tidak pernah mengatakan apapun tentang perasaanku padanya." Onew-oppa terhenti sejenak.
"Jadi, aku tidak pernah mendekati siswi lain. Karena aku takut Hye Sun akan menyakitinya. Beberapa siswi pernah jadi korban. Masih sekedar diancam saja, nyali mereka sudah ciut. Maka dari itu, mereka hanya memendam perasaan itu. Aku jadi jarang punya teman perempuan disekolah."

Sesaat aku merasa kasihan padanya. Ketampanannya justru membunuhnya. Tapi Hye Sun memang keterlaluan. Aku berusaha menenangkannya. Sesaat kemudian, kami mulai bercanda lagi. Ternyata, dengannya memang seru. Aku baru tahu sifatnya yang satu ini. Kemudian ia menyeretku ke air. Saat menyeretku, aku sadar bahwa ia kuat sekali. Bahkan aku tidak bisa melawan sedikitpun. Bagus sekali, dia berhasil membuatku basah kuyup. Aku membalasnya. Kami sama-sama basah, dan itu benar-benar seru. Sesaat aku bersyukur Min Hwa tidak ikut acara ini. Sehingga aku bisa bersama Onew-oppa. Kami bermain air lama sekali hingga kami sama-sama kelelahan. Bermain begitu saja, aku langsung merasa lelah.

Onew-oppa yang melihatku kelelahan mengajakku makan. Kami pergi ke meja piknik yang berada jauh dari tepi pantai.

"Kau, mau makan apa?" tanyanya saat kami baru sampai di meja piknik itu.
"Anio, aku bawa bekal." Aku langsung mengeluarkan bekal yang sudah kusiapkan dari pagi tadi. Aroma ayam goreng yang masih hangat langsung tercium saat aku baru membuka sedikit tempat makanku.
"Kau bawa berapa banyak?" tanyanya saat melihat tempat bekalku yang lumayan besar.
"Aku bawa banyak, oppa mau?" Onew-oppa langsung sigap mengambil sepotong ayam goreng. Sepertinya tanpa harus kutawari dia juga pasti mengambilnya. Dia makan dengan cepat. Sepertinya aya goreng adalah makanan faforitnya. Dia menghabiskan kira-kira empat potong ayam goreng, sedangkan aku hanya dua. Sekali lagi, kami tertawa lepas satu sama lain. Denganny, liburan kali ini jadi sangat seru. Selesai makan, ia langsung pergi ke kedai dekat tempat kami makan dan kembali dengan dua botol minuman dingin.

"Liburan ini, yang terakhir dan yang paling seru." katanya setelah meneguk habis minumannya.
"Mwo? Bukannya masih ada acara camping liburan yang akan datang?"
"Ne, tapi tidak untukku."
"Wae?"
"Hari ini, hari terakhir aku sekolah. Besok aku harus berangkat ke Jepang. Awalnya aku mantap untuk pergi, tapi setelah hari ini aku jadi ragu."
"Kenapa harus ragu? Eh, tapi aku juga tidak bermaksud mengusirmu, oppa."
"Gwenchana. Salah satu niatku untuk pergi adalah menghindari Hye Sun. Tapi setelah liburan ini, aku tidak yakin harus pergi. Aku pikir liburan ke pantai akan biasa-biasa saja, jadi aku makin mantap untuk pergi. Tapi, ternyata aku bertemu denganmu. Entahlah, aku jadi merasa berat untuk pergi setelah bertemu denganmu." Onew-oppa mengatakannya dengan santai, padahal jantungku sudah tidak karuan. Entah kenapa, aku langsung menyukainya lebih dari sebelumnya. Tapi, baru saja aku dekat dengannya, aku sudah harus berpisah dengannya.
"Dua tahun lagi, aku baru akan kembali lagi." sambungnya.
"Kalau begitu akan kutunggu." entah darimana aku dapat keberanian mengatakannya.
"Kau mau?" balasnya. Aku hanya mengangguk sekali. Onew-oppa langsung mengarahkan bibirnya dekat wajahku. Awalnya aku mengira dia akan mencium bibirkum maka dari itu aku menjauh sedikit demi sedikit darinya. Tapi dia justru memegang daguku dan mencium keningku. Aku hanya tertawa kecil. Matahari terbenam menjadi saksi awal kisah kami. Selanjutnya, aku hanya perlu untuk menunggu selama dua tahun. FIGHTING~!

0 comments:

Post a Comment