[Pict] Super Junior [1]


[FANFICTION] Say That You Love Me... (2)


Cast : Kim Kibum, Lee Hyojin, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho
Genre : Romance


-Hyojin P.O.V-

Masih tidak bisa dipercaya, Key benar-benar melupakannku. Agak sakit rasanya setiap Key mengacuhkanku. Tapi aku percaya, suatu saat nanti Key akan mengingatku lagi. Lebih baik dari sebelumnya.
Hari ini langit sangat cerah. Aku datang pagi-pagi sekali kerumah sakit. Untuk apa lagi kalau bukan untuk mengajak mengunjungi Key.

“Key, hari ini langit sangat cerah. Ayo kita jalan-jalan.” ajakku.
“Anio, aku mau tidur saja. Pulang sana.” Lagi-lagi aku diusir olehnya. Aish... aku hanya bisa sabar menghadapi sikapnya. aku hanya diam dan keluar kamarnya dengan gontai. Aku duduk dibangku yang ada  di ruang tunggu.
“Onnie, wae?” tanya seseorang.
“Gwenchana.” Jawabku singkat dan kembali tertunduk. Yeoja yang sepertinya lebih muda satu tahun denganku ini kemudian duduk disebelahku. Ia terlihat ceria mesikipun ia berjalan dengan menggunakan tongkat. Kami bicara banyak tentang satu sama lain.
“Hei, kau tidak apa-apa?” tanya Soora tiba-tiba. Ia langsung bangkit dan menuju ke seorang namja yang terlihat susah berjalan.
“Kalau memang masih belum stabil harusnya kau menggunkan tongkatmu.” kata Soora menasehati namja itu yang tak lain adalah Key. Aku langsung ikut bangkit untuk menolong Key, tapi seperti biasa ia mengacuhkanku. Key akhirnya menuju ketaman dengan dibantu dengan Soora.

Beberapa hari berlalu, Key masih belum mengenaliku. Soora sendiri makin akrab dengannya. Aigo, rasanya sakit. Tapi Jonghyun-oppa selalu menyemangatiku. Aku duduk diayunan sendiri sewaktu Jonghyun-oppa datang. Kami bicara banyak ditaman kecil rumah sakit itu. Kemudian aku mendengar suara yang tidak asing lagi ditelingaku.
“Ini tongkat yang khusus dibuatkan untukku, jadi ringan sekali.” kata Key pada Soora saat melintas ditaman. Aku dan Jonghyun-oppa menghampiri mereka berdua.
“Annyeong Hyojin-onnie.” sapa Soora ramah. Aku hanya tersenyum meskipun sebenarnya aku sangat sakit hati kepadanya.
“Hai kak, pacarnya Hyojin-onnie ya. Tampan sekali!” seru Soora pada Jonghyun-oppa dan menyodorkan tangannya mengajak bersalaman. Jonghyun-oppa menanggapinya dengan dingin.
“Ayo Key, udaranya terlalu dingin.” kata Jonghyun-oppa melewati Soora dengan dinginnya dan langsung mengajak Key masuk kembali kekamarnya.

Pagi sekali aku datang kerumah sakit. Meski Key sering sekali kasar padaku dan mengsuirku aku tetap datang kesana. Hari ini, aku menyiapkan bekal berupa makanan faforitnya, spagetti keju. Saat aku masuk, Key masih tertidur. Aku taruh saja bekal itu dimeja sebelah tempat tidurnya dan kemudian pergi karena aku harus sekolah.


-Key P.O.V-

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi saat aku baru saja bangun. Semalam aku tidak bisa tidur karena kepalaku pusing sekali. Beberapa hari terakhir aku seperti kehilangan sesuatu, tapi aku sendiri lupa. Aku duduk dari posisi tidurku dan melihat di meja sebelah tempat tidurku ada kotak makan berukuran sedang berwarna pink. Aku mengambilnya dan membukanya. Bau spagetti keju itu langsung menyebar keseluruh kamar.

“Annyeong oppa.” kata Soora membuatku sedikit kaget. Pikiranku masih tertuju pada spagetti keju itu, sepertinya sesuatu yang kulupakan itu makin jelas.
“Aku menunggu oppa dari tadi, tapi tidak bangun-bangun.” kata Soora manja.
“Kau dari tadi disini?” tanyaku pada Soora tapi pandanganku masih tertuju pada spagetti keju, kelihatan enak sekali.
“Ne, wae oppa?”
“Kau yang membuat ini?”
“Emmm... Ne.” Soora segera menjawabnya tapi mungkin hanya perasaanku saja, aku merasa dia sedikit ragu menjawabnya.
“Baiklah, akan ku makan.” kataku semangat. Aigo, spagetti keju ini memang enak sekali. Aku memakannya hingga habis, bersih tak bersisa. Spagetti keju ini, mengingatkan ku pada seseorang atau sesuatu yang terlupakan olehku. Soora yang membuatnya, sepertinya...
“Sekarang, aku sudah tahu siapa yang sebenarnya seseorang yang penting yang terlupakan olehku itu. Itu kau Soora.” Aku melihat ekspresinya yang sedikit membeku.

Dua hari berlalu, aku dan Soora resmi keluar rumah sakit dan kita sekarang bukan pasangan pasien lagi seperti yang sering dikatakan oleh suster maupun pasien lainnya. Sekarang aku dan Soora adalah pasangan kekasih yang sebenarnya. Disatu sisi aku merasa lega karena orang yang kulupakan itu dapat kuingat lagi. Seharusnya aku memang senang, tapi entah kenapa bayangan tentang orang yang terlupakan itu selalu muncul. Kenapa bisa demikian? Orang yang terlupakan itu ada bersamaku sekarang.

“Oppa, aku bawakan spagetti keju.” kata Soora saat kami ada dikamarku. Aku hanya diam saja dan membuka tasnya. Aku sedikit kecewa karena tempat makannya berwarna biru tua, padahal aku berharap itu berwarna pink. Aku membuka tutup tempat makan itu. Aroma spagetti keju memang tercium sampai dihidungku, tapi sepertinya ada yang berbeda. Aku mulai mencicipinya. Aigo, ini tidak sama. Aku menaruh garpuku dengan kasar kemeja. Soora terlihat terkejut.
“Wae oppa?” tanyanya.
“Ini berbeda dari yang kemarin. Apa benar kemarin kau yang membuatnya? Dan aku sebenarnya berharap tempat makannya berwarna pink.” jawabku mungkin terdengar kasar bagi Soora. Soora hanya tertunduk dan diam.


[Video] Taemin at St@r K!ng Cut


[News] Heechul Dilempar Papan @ SS3 Shanghai

Yup ! Bener banget, waktu Super Junior lagi konser SS3 di Shanghai, kalo ga sala sih uda selesai dan mereka nyanyiin lagu terkhir. Tiba-tiba sebuah papan datang dari arah penonton dan pas kena wajah Heechul-oppa sebelah kiri. Kabarnya, mata kiri Heechul-oppa sampe berdarah dan dia langsung keluar panggung. Saat itu juga Heechul langsung dapet perawatan medis dan pulang duluan ke hotel. Mungkin fans itu tadi ga ada maksud buat nyakitin Heechul. Eunhyuk bilang kalo Heechul lagi dalam kondisi bad mood. Dan kabarnya, Leeteuk dan Donghae juga sempet kena lemparin dari fans, tapi tetep aja Heechul yang paling parah. Ukuran papan itu sekitar 20 x 30 cm dan bertuliskan 'HANCHUL'

Ini beberapa gambar kejadiannya :

Heechul kena papan pas di wajah sebelah kiri
Heechul langsung ke belakang panggung sambil nutupin wajahnya
Heechul-oppa keliatan banget kalo kesakitan [kayana ngelemparnya keras banget]  
Papan diatas adalah papan yang mengenai wajah Heechul. Berukuran 20 x 30 cm dan tulisannya 'HANCHUL'




Staf SS3 bilang kalo Heechul udah dapet perawatan medis. Get Well Soon Heechul-oppa, amin... ^^


[News] Taemin Pindah sekola

Yup ! Taemin maknae dari BB SHINee resmi jadi murid 'Fine Art High School'. Dia pindah dari sekolah lamanya, 'Chungdam High School' ke 'Fine Art High School' sejak tanggal 2 Maret kemarin.
Banyak yang bilang, Taemin pindah gara-gara dikeluarin dari sekolah akibat sering absen karena padatnya jadwal SHINee. Tapi dari pihak SM maupun pihak sekolah hal itu ga bener. Taemin pindah karena keinginannya sendiri.
disekolahnya yang baru itu, Taemin ikut salah satu ekskul yang uda jadi impiannya yaitu, Music Teater.

ya kita doain aja biar Taemin nyaman disekolahnya yang baru, dan moga aja ga ada kabar bullying lagi.
hmm... dibawah ini adalah gambar seragam yang dipake Taemin. (tapi bukan foto Taemin)



[FANFICTION] Say That You Love Me... (1)


 Cast : Kim Kibum, Lee Hyojin, Kim Jonghyun, Lee Jinki, Choi Minho
Genre : Romance



-Key P.O.V-

Kenapa? Kenapa dia harus pergi? Sebenarnya, apa kesalahanku hingga membuatnya tega meninggalkanku? Aish... kepalaku pening rasanya memikirkan hal itu. Tapi, memang hanya dia yang selalu kupikirkan. Memangnya siapa lagi?

Aku melewati jalan sepi saat hendak menemui Jonghyun. Sampai dekat rumahnya, aku melihat ada seorang ahjussi yang sedari tadi mengawasi rumah Jjong dan membuatku curiga. Aku memperhatikan gelagatnya dari kejauhan. Sesaat, aku melihat Jonghyun keluar dari pintu samping rumahnya. Ahjussi itu tadi langsung kembali kemobilnya. Jjong berjalan persis di lajur mobil ahjussi itu tadi. Ahjussi itu mengendarai mobilnya dengan kencang. Sepertinya aku tahu apa yang hendak di lakukan ahjussi itu. Aku turun dari mobilku dan berlari sekencang mungkin kearah Jjong. Braakkk...

Aish... Rasanya sakit sekali. Sudah berapa lama aku seperti ini. Rasanya kaki kananku tidak bisa digerakkan. Aigo... Aku tidak bisa mengingat apa-apa. Dan, dimana aku sekarang???

“Key? Kau sudah baikkan?” tanya seseorang yang berada didekatku. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas, pandanganku masih kabur dan kepalaku masih sangat pening. Aku terdiam sesaat, memfokuskan pendanganku. Akhirnya, pandanganku kembali seperti semula.

“Sudah berapa lama aku disini?” tanyaku karena aku memang tidak tahu sudah berapa lama keadaanku seperti ini dan aku juga tidak tahu aku berada dimana.
“Sekitar tiga hari.” Aku mengenali wajah namja itu, aku juga mengenali dua namja disebelahnya. Tapi, aku tidak mengenali yeoja ini.
“Key, kau sudah baikkan?” tanya yeoja itu.
“Ne. Tapi, kamu siapa?” tanyaku. Yeoja itu terlihat kaget saat aku menanyakan hal itu. Yang lain juga kelihatan kaget.
“Key, kau tidak mengenalinya?” tanya namja yang ku yakini adalah Minho. Aku hanya menggeleng. Ekspresi mereka semua semakin terlihat kaget, seakan tidak percaya aku tidak mengenali yeoja ini. Memang, siapa dia.
“Kalau aku? Kau mengenaliku?” tanyanya lagi.
“Tentu saja, kau kan Minho.”
“Kalau aku?” tanya namja disebelah Minho.
“Kau Onew dan dia Jjong.” Kau secara urut menunjuk Onew dan Jjong. Tiba-tiba Minho dan Jjong keluar dari kamar dan pergi entah kemana.


-Jonghyun P.O.V-

“Memang ada sedikit kesalahan dengan otaknya saat benturan itu terjadi.” terang dokter itu kepadaku.
“Tapi kenapa ia hanya lupa pada satu orang saja?” tanyaku lagi.
“Mungkin, orang ini selalu ia pikirkan atau mungkin ada kenangan buruk dengan orang ini.”

-flashback-

Aku melihat sendiri kejadian itu.
“Key, aku harus pergi.” kata yeoja itu pada Key.
“Mwo? Pergi? Kau mau kemana? Akan kuantar.” kata Key.
“Anio, kau tidak mengerti.”
“Kalau begitu jelaskan kepadaku.”
“Key, aku harus pergi.” Aku terus mendengarkan perkataan mereka dari jauh. Aku juga mendengar sesekali Key berteriak dengan kesalnya. Aku juga dapat melihat Hyojin dan Key sama-sama menangis. Kemudian, Hyojin pergi meninggalkan Key yang hanya bisa diam melihat kepergiannya. Key berusaha mengejar bis yang ditumpungangi Hyojin dengan tujuan entah kemana. Bis semakin cepat tapi Key terus mengejarnya.

Sudah hampir seminggu Key tidak keluar kamar hanya karena memikirkan Hyojin terus. Ia terus-terusan memanggil-manggil namanya, menangis seharian, dan terus memandangi fotonya yang ada di laptopnya. Aku sendiri merasa bersalah. Aku mengetahui semua kejadian malam itu, tapi aku tidak berbuat apa-apa. Sepintas aku teringat perkataan Key kepadaku beberapa waktu lalu.
“Kalau misalkan nanti, aku memang tidak ditakdirkan dengannya. Aku mau, penggantiku adalah kau. Aku tahu kau menyayanginya seperti aku menyayanginya.”

Malam itu, aku mengundang Key kerumahku. Ada beberapa hal yang ingin kebicarakan dengannya. Lagipula, sudah lama sekali kami dia tidak berkunjung kerumahku. Ia menyetujuinya. Aku juga mengundan Minho dan Onew. Semua sudah datang, tinggal Key yang belum datang. Aku keluar sebentar membeli makanan ringan di toko dekat rumah. Saat aku mulai menyebrang jalan, ada mobil yang sedang melaju dengan kecepatan penuh. Brakk...
Aku merasa dihantam oleh sesuatu. Kukira mobil itu berhasil menabrakku. Tapi aku tidak merasakan sakit apapun.
“Key!!!” teriakku setelah sadar apa yang sedang terjadi.
“Aku titipkan dia kepadamu, Jjong.” kata Key sebelum akhirnya pingsan.

-flashback end-


[FANFICTION] Last Gift

Cast : Lee Jinki, Lee Eun Jae



Entah kenapa, rasanya tidak bisa tidur semalam. Apa karena kemarin? Entahlah, tapi hari ini aku bangun pagi sekali. Hari ini cerah, mungkin untuk menggantikan cuaca kemarin yang mendung dan akhirnya hujan padahal hatiku sedang cerah. Tapi, tetap saja perasaanku aneh sekali.

-flash back-

                Sudah kupersiapkan semuanya sejak malam sebelumnya. Rasanya gugup sekali untuk bertemu dengannya hari ini. Aku bahkan hampir satu jam memilih-milih pakaian yang akan kukenakan.
                Aku sedikit terlambat ke acaranya, tapi dia tetap tersenyum ketika aku datang membawakannya bingkisan mungil dengan pita hijau, warna faforit kita berdua. Aku segera menuju kearahnya, mengucapkan 'saengil chukkahamnida', memuluknya erat dan memberikan hadiah spesial itu. Aku memintanya membuka hadiah mungil dariku, dan matanya berkaca-kaca. Aigo~ rasanya mataku juga berkaca-kaca ^o^
                Ia memelukku erat sekali dan aku balas memeluknya. Sempat kubisikan 'saranghae' padanya dan rasanya airmatanya menetes mengenai pundakku, sederas itukah?
                Pesta ulang tahunnya yang ke sembilan belas ini meriah sekali, tapi rasanya aku sudah datang terlambat sekali? Semua temannya hadir, beberapa temanku juga hadir. Hujan sempat turun, sial padahal aku sedang senang karena dia mau mengenakan cincin pemberianku.

-flash back end-

                "Yeoboseyo. Oppa aku ingin bertemu denganmu sekarang." kata Eun Jae dari seberang.
                "Ne. Tapi ada apa, jagi?" tanyaku memastikan karena aku merasa ada sesuatu yang aneh. Mungki firasatku pagi ini benar.
                "Sudahlah, nanti kujelaskan."
                "Ne, sarang..." belum selesai aku menyelesaikan kalimatku dia sudah menutup telponnya. Sepetinya memang ada yang tidak beres.

                Aku bergegas menemuinya. Ia memintaku menemuinya ditempat kita biasa bertemu. Saat tiba disana Eun Jae sudah menunggu.
               
                “Wae, jagi?” sudah jadi kebiasaanku langsung bicara pada topik pembicaraan. Dia diam saja dan terus tertunduk.
                “Ini tidak bisa kita lanjutkan.” kata Eun Jae, terdengar ia seperti menangis.
                “Hah? Apa maksudmu?” tanyaku tidak mengerti.
               “Semuanya tidak bisa kita lanjutkan, oppa.  Semuanya harus berakhir.” air matanya semakin deras mengalir.
                “Tidak bisakah kita bicarakan dulu? Apa aku membuat kesalahan? Katakan saja, aku mohon.” Aku memohon padanya dan dia hanya menggeleng pelan.
“Tidak ada kesalahan yang kau lakukan, oppa. Sungguh, kau melakukan semuanya dengan baik. Tapi aku harus pergi, ini benar-benar harus berakhir sampai disini.”
“Aku benar-benar tidak mengerti. Kenapa? Jelaskan padaku kenapa?” lagi-lagi dia hanya menggeleng dan menyerahkan padaku bingkisan mungil lengkap dengan pita berwarna hijau.
“Aku tidak bisa menerima ini.” Ia bangkit hendak pergi, tapi aku menahannya. Aku memeuluknya erat sekali.
“Ini untukmu, hadiah terakhir dariku sebagai kekasihmu. Mungkin aku bukan lagi yang mengisi hatimu, tapi apapun yang kau butuhkan akan kuberikan.” bisikku pelan. Lagi-lagi air matanya terasa sampai di pundakku.


Sudah hampir dua bulan lamanya aku tidak bertemu lagi dengan Eun Jae. Sehari setelah perpisahan kami, aku baru sadar ia harus pergi keluar negeri untuk sekolah dan melanjutkan hidupnya disana. Aku memang bukan lagi kekasihnya, dan cincin itu adalah hadiah terakhirku untukknya sebagai kekasihnya.