[Fanfiction] Twins [1]

cast : Kim Young Ae, Kim Kibum, Lee Hyukjae



YOUNG AE P.O.V

Aku masih memegang tangannya yang sedikit lebih besar dari tanganku. Air mataku mengalir deras mengiringi kepergiannya. Tidak lama lagi, ia akan pergi bersama pesawat yang akan terbang ke Paris. Menetap, melanjutkan sekolah dan mengembangkan karir di negeri yang indah itu sudah menjadi impiannya sejak lama. Sayang, aku yang berkali-kali diajaknya turut serta tidak bisa meyakinkan kedua orang tuaku. Hanya sebuah harapan agar ia baik-baik saja dan selalu ingat padaku yang dapat kuberikan padanya. Bahkan cinta kami tidak cukup kuat melawan jauhnya jarak diantara kita nantinya.

---

Aku masih diiringi kesedihan meskipun sudah dua bulan lamanya perpisahan itu terjadi. Lee Seung Hyun, Seungri, sekarang sudah jauh ada disana, mantan pengisi hatiku yang pergi demi cita-cita dan seribu mimpinya. Sekarang hanya Key yang bisa kujadikan sandaran. Sebagai sahabat yang sudah lebih dulu menemaniku sebelum aku mengenal cinta dari seorang Seungri, ia sangat mengerti keadaanku. Berkali-kali ia memintaku agar jangan sedih memikirkan Seungri, tapi berkali-kali pula aku menolaknya karena aku memang tidak bisa melupakannya.
Suasana di taman hari ini lebih tenang dari biasanya. Membaca buku di taman menjadi kegiatan favoritku akhir-akhir ini. Nyatanya bangku yang biasa menjadi tempat faforitku sudah di tempati seorang namja.
“Permisi, bisa aku duduk disini?” tanyaku pada namja itu. Aku tersentak ketika aku melihat sekilas wajah namja itu mirip sekali dengan Seungri.
“Ne, silahkan,” jawabnya. Bahkan ia memiliki senyuman dan suara yang hampir sama dengan Seungri. Unutk sesaat kami sama-sama teridam. Meskipun sedang membaca buku, konsentrasiku terus teruju pada namja itu.
“Naneun Lee Hyukjae imnida. Biasa dipanggil Eunhyuk, kau? Siapa namamu?” tanya namja itu tiba-tiba hingga membuatku terkejut dan hampir menjatuhkan bukuku.
“Oh, annyeong. Naneun Kim Young Ae imnida. Senang berkenalan denganmu.”
“Ne, senang berkenalan denganmu juga,” balasnya. Diam-diam aku masih memperhatikannya. Dari suaranya hingga paras wajahnya benar-benar hampir sama dengan Seungriku. Aku rasa aku hanya berkhayal karena terlalu merindukan Seungri. Tapi melihat parasnya membuatku nyaman, seakan aku benar-benar melihat seorang Seungri. Aku terus menatap wajahnya hingga air mata ini mengalir dengan derasnya.
“Sini, kuseka-kan air matamu,” kata Eunhyuk lagi-lagi membuatku terjkejut. Tanpa minta izinku, ia perlahan menghapus air mata ini dari wajahku.
“Gomawo. Harusnya kau tidak usah repot-repot seperti ini,” kataku sedikit terisak.
“Cheonmaneyo. Tidak masalah. Aku memang tidak tahu masalah apa yang menimpamu, hanya saja aku tidak bisa membiarkan seorang yeoja sepertimu menangis,” kata Eunhyuk masih menyeka air mataku.

---

“Kau yakin dia mirip Seungri? Apa kau tidak salah?” tanya Key tidak percaya.
“Entahlah, aku sendiri juga tidak yakin. Tapi senyumannya membuatku teringat pada Seungri,” jawabku.
“Dan kau juga mencintainya?” pertanyaan Key barusan seperti sesuatu yang memukulku sekeras-kerasnya hingga membuatku tersungkur dalam pikiranku sendiri.
“A-aku juga tidak tahu tentang hal itu. Hanya saja aku merasa nyaman saat bersamanya.” Jujur saja, meskipun baru pertama kali bertemu dengan Eunhyuk, aku merasa nyaman sekali.

Aku sudah hampir selesai membaca novelku di taman seperti biasanya, tetapi sosok Eunhyuk tidak nampak juga. Padahal, aku berharap kami bertemu lagi dan memastikan pada diriku sendiri bahwa dia tidak mirip dengan Seungri. Hari hampir gelap tapi ia tidak kunjung datang juga.
“Hei!” saat aku berbalik hendak pergi dari tempatku berada sekarang, hampir saja aku bertabrakan dengannya.
“Oh, annyeong!” senyuman dari wajahnya membuatku ikut tersenyum.
“Apa yang kau lakukan disini?” tanya dengan senyumannya yang malu-malu.
“Aku baru saja selesai membaca dan sekarang mau pulang. Kau sendiri?” aku sudah berusaha sekuat mungkin agar nada bicaraku terdengar normal.
“Aku, aku hanya jalan-jalan aja dan kebetulan bertemu denganmu disini.” Dari jawabannya aku tidak yakin ini sebuah kebetulan. “Kau mau pulangkan? Bagaimana kalau kita makan es krim dulu?”
Lagi-lagi, tanpa minta izinku ia segera menarikku ke sebuah kafe es krim yang sudah menjadi langgannya. Aku sudah berusaha sekuat mungkin menyingkirkan bayangan Seungri saat aku melihat Eunhyuk. Tapi tetap saja, aku masih melihat Eunhyuk sebagai Seungri. Hampir semua yang ada pada Eunhyuk sama dengan yang dimiliki Seungri. Ini hanya aku kah yang berpendapat seperti itu?
Eunhyuk mempersilahkan aku duduk sementara ia memesankan es krim untuk kami berdua. Melihatnya berjalan dari belakang, lagi-lagi sama seperti Seungri.
“Ini. Aku tidak tahu kau suka rasa apa, jadi aku belikan kau yang vanila,” kata Eunhyuk memberiku satu gelas es krim vanila ukuran sedang. “Tapi kalau boleh aku tahu, kenapa kemarin kau menangis?” Aku agak terkejut dengan pertanyaannya. Aku kira ia sudah tidak memikirkan tentang hal itu.
“Eh, k-kalau tidak dijawab juga tidak apa-apa. Maaf sudah bertanya tentang hal itu?” Eunhyuk cepat-cepat meminta maaf setelah melihatku yang terkejut mendengar pertanyaannya.
“Gwenchanayo. Aku menangis karena memikirkan seseorang, tapi sekarang ia tidak disini lagi.”
“Oh. Tapi maaf sekali, aku jadi ikut campur.” Melihat Eunhyuk menurutku sama saja dengan melihat Seungri dan membuatku merasa ia ada disini, bersamaku. Mungkin karena kemiripannya dengan Seungri-lah yang membuatku bisa sedekat ini dengan Eunhyuk.
“Entahlah, ini terasa aneh bagiku. Sejak bertemu denganmu ditaman waktu itu, membuatku terus memikirkanmu,” kata Eunhyuk.
“Benarkah? Sepertinya aku juga memikirkanmu terus.” Walaupun sebenarnya yang kupikirkan adalah Seungri dalam dirinya, bukan benar-benar seorang Eunhyuk. Aku sangat menyesal karena sebenarnya alasanku dekat dengan Eunhyuk karena ia mirip sekali dengan Seungri. Kalau saja mereka tidak mirip, pasti aku tidak sedekat ini dengannya.


to be continue :D

0 comments:

Post a Comment