[FANFICTION] Say That You Love Me... (3)



-Hyojin P.O.V-
                          
Jonghyun-oppa mengunjungiku hari ini. Ia menyerahkan sebuah amplop sederhana berwarna putih dan pink kepadaku dengan kesalnya saat baru sampai. Ia menyuruhku membukannya. Ada perasaan yang teramat tidak enak saat aku membukanya. Aku mengeluarkan kertas karto tebal dari dalam amplop itu dan mulai membacanya. Aigo, apakah ini memang benar terjadi?

Kami mengaharapkan kehadiran anda dalam acara pertunangan kami pada hari Sabtu pada pukul 19.00. Kedatangan anda adalah harapan kami. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Kim Kibum [Key] et Han Soora

Kakiku rasanya lemas saat aku membacanya yang tak lain adalah undangan pertunangan antara Key dan Soora. Pantas saja Jonghyun-oppa terlihat kesal sekali. Sudah seminggu ini Key keluar dari rumah sakit. Aku sangat senang mendengarnya, tapi aku tidak punya banyak keberanian untuk menemuianya. Ia pasti lebih memilih dengan Soora daripada denganku. Soora awalnya kukira dia adalah dongsaeng yang baik dan ramah. Nyatanya dia lebih buruk daripada yang kukira.

Hari berlalu, sekarang hari Sabtu. Mungkin hari ini adalah hari yang paling menyakitkan untukku. Jonghyun-oppa menjemputku. Disana, Minho dan Onew-oppa sudah menunggu kami.

“Pertemuan kami sebenarnya pertemuan yang tidak sengaja. Mungkin karena kami memang ditakdirkan oleh Tuhan.” Kata suara yang kukenal pada salah seorang tamu.
“Kau tahu, dia membuatku muak.” Kata Jonghyun-oppa padaku, Minho dan Onew-oppa. Semuanya setuju termasuk aku. Acara sudah dimulai. Rasanya inign menangis melihat kedekatan mereka berdua. Setelah acara pertunangan ini, Key dan Soora akan sama-sama pergi ke Perancis meneruskan sekolah mereka. Aku yang sudah tidak kuat lagi meninggalkan aula itu. Jonghyun-oppa mengikutiku dan berusaha menghiburku meskipun ia sendiri sepertinya juga benci melihat kedekatan Key dan Soora. Jonghyun-oppa meninggalkanku untuk mengambilkanku minuman. Tiba-tiba aku melihat sosok yang sangat tidak asing lewat didekatku.
“Key, apa kau benar-benar telah melupakanku?” tanyaku padanya.
“Hey, sudah kukatakan aku tidak mengenalmu.” Kemudian dia hanya berlalu.
“Sudahlah Hyojin, jangan ganggu dia. Kalau kau memang menyayanginya, relakan saja dia. Lagipula dia tidak bisa mengingatmu.” Setelah Key tidak terlihat lagi, ada suara berkata demikian dari arah belakangku. Aku hanya bisa diam karena marah mendengar perkataannya. Setelah itu, sosok Key kembali melintas didekatku.
“Key, tahukah kau arti cinta sejati yang sebenarnya?” tanyaku pada Key yang hendak menghampiri Soora.
“Apa maksudmu?” ia balas bertanya.
“Cinta sejati, itu bila kau bisa menerima kelebihan dan kekurangan pasanganmu. Rela tidak memiliki apapun agar ia bahagia. Menjadi sandarannya saat menangis dan tertawa bersama dalam suka. Kau, kau sendiri yang mengatakannya.” Aku memperhatikan ekspresinya yang tiba-tiba diam.
“Kau, bagaimana kau...”


-Key P.O.V flashback-

“Key-oppa sudah pernah berpacaran sebelumnya?” tanya Soora padaku saat kami sedang melihat bintang di taman rumah sakit.
“Entahlah aku lupa.” Jawabku sambil mengambil potongan pizza yang dibawa oleh Soora.
“Emm... Tapi menurut oppa, cinta sejati itu yang seperti apa?” tanyanya lagi.
“Hmm... Cinta sejati itu bila kau bisa menerima kelebihan dan kekurangan pasanganmu. Rela tidak memiliki apapun agar ia bahagia. Menjadi sandarannya saat menangis dan tertawa bersama dalam suka. Sepertinya aku pernah mengatakan hal ini pada seseorang, tapi aku lupa. Sepertinya orang ini sangat penting bagiku.” Kepalaku kembali pusing saat memikirkan hal tersebut.
“Sudahlah oppa, kalau memang tidak mengingatnya mungkin dia bukan orang yang penting.” Kata Soora. “Bintang yang indah. Aku ingin sekali mempunyai kalung berbentuk bintang.”
“Sepertinya aku pernah memberikannya pada orang tersebut.” Kataku lagi.

-flashback end-


-Hyojin P.O.V-

“Kau, sangat suka sekali dengan bintang. Dan memberikanku ini.” Aku menunjukkan kalung bintang yang ia berikan kepadaku. “Kau punya pasangannya, kan?”
“Dari mana kau mendapatkannya?” Key seperti terkejut melihatku memiliki pasangan kalung seperti miliknya.
“Karena memang aku orang yang kau lupakan itu!” air mataku mengalir deras. Jonghyun-oppa dan Onew-oppa yang berada didekatku berusaha menenangkanku.
“Anio, aku tidak mengenalmu!” Key membentakku lagi. Seketika ia terjatuh, mukanya pucat dan badannya panas. Minho segera membopongnya kekamarnya.

Dua hari Key tidak bangun dari pingsannya. Aku dan Jonghyun-oppa terus berada disana. Soora, dia tidak henti-hentinya melarang kami masuk kamarnya. Tapi, anak buah orang tua Key yang ia suruh mengusirku lebih kenal kami dan justru mengizinkan kami masuk. Soora tidak bisa berbuat apa-apa.  Aku permisi untuk kekamar mandi sebentar. Saat keluar kamar mandi, ternyata Jonghyun-oppa sudah menungguku diluar.

“Key sudah bangun.” Katanya ditambah dengan senyuman. Aku buru-buru menuju kamarnya. Meskipun kali ini dia tidak mengingatku lagi, tidak masalah. Asalakan aku bisa terus bertemu dengannya.
“Key, bagaimana keadaanmu sekarang?” tanya Onew.
“Baik, kau mau dengar apa lagi?” Key balas bertanya. Mereka berempat asyik berbincang-bincang sementara aku hanya bisa bersembunyi dibalik tubuh Jonghyun-oppa.
“Hey, kenapa kau itu?” tanya Key tiba-tiba padaku. “Kau tidak senang aku sudah sadar, Hyojin?” perkataannya membuatku kaget. Dia, memanggil namaku.
“Kau ingat padaku?” tanyaku memastikan dugaanku.
“Hyojin-ah, kau ini babo. Mana mungkin aku melupakan yeoja-chinguku. Emm... Saat kita berpisah, kau tidak mengatakan ‘putus’ berarti kau memang masih milikku.” Katanya santai. Key, Key yang kukenal, yang kusayang dan menjadi sandaranku mengingatku lagi seperti dulu.
“Oppa, kau kan tunanganku!” bentak Soora tiba-tiba.
“Mwo, benarkah? Aku tidak mengingatnya sama sekali. Kalau boleh tahu kau ini sebenarnya siapa?” sebuah pernyataan yang membuat Soora kaget dan membuatku sangat senang. Soora menjelaskan kepada Key tentang rencana mereka berdua yang akan menikah dan pergi ke Perancis. Tapi Key-oppa menolak mentah-mentah. Ia mengatakan bahwa tidak mengenal Soora sama sekali.

“Karena sekarang hari ulang tahunmu, akan kukabulkan semua permintaanmu.” Kata Key saat kami sedang berjalan ditaman sehari setelah Key sadar.
“Emm... Sebenarnya permintaan yang sedikit konyol.”
“Gwenchana, sekonyol apapun akan kulakukan.”
“Emm... Kau tahukan, kau melupakanku beberapa hari sejak kau mulai masuk rumah sakit waktu itu.” Terangku, lagi.
“Tapi aku tidak ingat kalau aku melupakanmu.” Protesenya.
“Percayalah, saat itu kau tidak menyebutkan namaku sama sekali.”
“Jadi?”
“Call my name, “Lee Hyojin saranghamnida’ tiga kali.”
“Apa aku benar-benar tidak memanggil namamu saat itu?”
“Sudahlah oppa, sebut saja namaku.”
“LEE HYOJIN SARANGHAMNIDA, LEE HYOJIN SARANGHAMNIDA, LEE HYOJIN SARANGHAMNIDA!”

0 comments:

Post a Comment