[FF] Haru Haru

-bagi yang ngerti ceritanya,, admin bkin FF ini dari video klipnya Big Bang yang Haru-Haru ^^ comment ya setelah baca :D

Cast : Kwon Ji Yong, Choi Seung Hyun, Kang Daesung, Lee Seungri, Dong Young Bae, [Big Bang], Choi Min Hwa
Genre : Sweet Romance


- Seung Hyun P.O.V -

"Aku tidak yakin ini akan berhasil, tapi aku akan berusaha semampuku." kataku saat Min Hwa memberikan cincinnya.
"Aku yakin semuanya akan baik-baik saja." Aku tahu ada empat orang yang memperhatikan kami. Salah seorang diantaranya terlihat sangat marah.
"Aku harus pergi, dia disini." kata Min Hwa sambil berlalu. Seiring kepergian Min Hwa, sosok yang penuh emosi yang sedari tadi memperhatikan kami menghampiriku.
"Ya!" bentaknya tapi aku pura-pura tidak mendengarnya. Aku terus saja berjalan kearah perginya Min Hwa, dan namja itu juga terus mengikutiku.
"Ya! Kau tuli hah?" bentaknya lagi.

- Ji Yong P.O.V -

Aku terus memperhatikan mereka berdua, muak dengan sikapnya. Tak habis pikir apa lagi sekarang yang ia perbuat. Dia kemudian pergi setelah tahu kuperhatikan dari tadi.
"Ya!" bentakku pada namja yang bersamnya itu. Dia tidak mendengarkanku dan terus saja melangkah pergi.
"Ya! Kau tuli hah?" bentakku sekali lagi. Berhasil, dia berhenti.
"Ya! Apa yang kau lakukan dengannya?" tanyaku dengan nada penuh emosi.
"Heh, sama seperti pasangan-pasangan lain pada umumnya." ia terkekeh dan menyunggingkan senyuman penuh ejekkan kepadaku.
"Kau gila?! Kau cari mati hah?!" jawaban dan senyumannya membuatku muak. Aku memukulnya telak di wajahnya.
"Sayang sekali, wajahmu itu harus menjadi korban kegilaanmu." kataku lagi.
"Sayang sekali, kegilaanmu tidak cukup untuk menghentikanku." namja itu balas memberikan hook-nya di wajahku. Daesung, Seungri dan Taeyang berusaha memisahkan kami berdua. Bodoh! Tidak ada yanng bisa menghentikanku!
"Apa yang kau lakukan dengannya?!" Daesung dan Taeyang berusaha memisahkan kami.
"Kau tahu, dia tidak pernah mencintaimu." jawabnya tetap dengan senyumnya yang mengejek. Jarak antara aku dengannya semakin dekat, membuat Daesung dan Taeyang semakin ekstra menghalangiku agar tidak memukulnya lagi.
"Seung Hyun!!! Pengkhianat!!!" aku memukulnya dengan cukup keras hingga akhirnya aku menyerah dan meninggalkannya tergeletak begitu saja.

- Seung Hyun P.O.V -

Aku diam saja saat Min Hwa mengobati luka di wajahku akibat pukulan keras dari Ji Yong tadi.
"Dengan begini, lukamu akan segera sembuh." katanya sambil memeriksa lagi lukaku. Aku tahu, di mobil didepanku seseorang memperhatikanku dengan penuh emosi, Ji Yong.
Min Hwa terus saja memainkan rambutku, membuatnya berdiri dan kemudian ia tidurkan lagi.
"Min Hwa, bisa kau hentikan itu?" kataku datar.
"Oh, mianhae Seung Hyun-ah." Ia melipat kembali tangannya. Seseorang di kursi belakang mobil didepanku membuka jendelanya. Seketika aku segera merapatkan dudukku dengan Min Hwa. Aku merangkulnya dan memberinya senyuman penuh ejekan seperti yang kuberikan tadi kepadanya.
Brakk...
"Seung Hyun!!!" bentaknya sambil menghantam kap mobilku dengan pemikul baseball. Aku hanya diam saja dan semakin meng-eratkan rangkulanku dengan Min Hwa.
"Pengkhianat!!! Kalian berdua pengkhianat!!!" Ia hanya memukul-mukulkan pemukul baseballnya ke kap mobilku. Aku tahu ia tidak berani memukulku langsung. Dengan Min Hwa bersamaku, aku aman. Kenapa? Karena Ji Yong tidak mungkin menyakitiku, itu akan membuat Min Hwa semakin membencinya. Perasaannya kepada Min Hwa yang terlalu berlebih justru menjadi titik lemahnya.
Ia pergi begitu saja meninggalkan pemukul baseballnya di kap mobilku. Refleks aku langsung melepaskan lagi pelukanku pada Min Hwa.

- Daesung P.O.V -

"Argh!!!" lagi-lagi ia memlempar perabot di kamarnya. Teriakannya begitu memilukan. Ji Yong, sampai kapan kau seperti ini? Aku hanya memperhatikannya, tidak bisa berbuat apa-apa.
"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Taeyang.
"Tidak ada. Tidak ada yang bisa kita lakukan." kataku.
Brakk...
Sebuah meja dilemparkan kearah pintu tempat aku sedari tadi memperhatikannya. Sepertinya tidak ada barang dikamarnya yang tidak ia hancurkan. Mungkin satu, hanya satu barang yang tidak dia hancurkan. Sebuah pigora foto berukuran sedang. Foto siapa lagi kalau bukan fotonya dengan Min Hwa?
"Min Hwa!!! Argh!!!" rintihnya untuk yang kesekian kalinya.

- Taeyang P.O.V -

"Aku mohon, jangan beritahu dia. Ku mohon." kata Min Hwa pada Seung Hyun dan yang lain sambil terduduk di tempat tidur rumah sakit. Wajahnya semakin lama semakin pucat.
"Anio, aku tidak akan memberitahukannya." jawab Seung Hyun sambil mengenggam tangan Min Hwa. Daesung dan Seungri juga tidak kalah ambil bagian menghibur Min Hwa. Cukup! Muak aku melihat mereka berdua.

"Yeoboseyo? Ji Yong-ah!"
"Ne, wae?"
"Min Hwa masuk ruang operasi."
"Mwo? Baiklah aku akan segera kesana!"

- Ji Yong P.O.V

Aku berlari secepat mungkin menuju rumah sakit. Ruang operasi? Yang benar saja? Dia sakit apa? Dia yang tiddak pernah cerita atau apa?
Semakin dekat jarak ku dengan rumah sakit, semakin banyak pertanyaan dalam diriku. Membuatku semakin cemas dan mempercepat langkahku. Suara klakson berbunyi nyaring setiap kali aku menyebrang begitu saja. Masa bodoh, yang penting aku bisa segera menemui Min Hwa.
Beberapa anak tangga ku lalui. Lift? Kau gila? Itu akan memakan waktu yang lama. Langkahku langsung terhenti ketika mencapai lorong. Beberapa orang memperhatikanku. Nafasku yang ngos-ngosan menandakan aku benar-benar kehabisan tenagaku. Ini semua demi Min Hwa. Aku menyusuri lorong yang tidak seberapa panjang itu. Lagi-lagi langkahku terhenti. Aku melaluinya begitu saja, tapi ia justru menahanku.
"Mianhae, dia tidak pernah mencintaiku. Dia tidak akan pernah bisa tidak mencintaimu." katanya sambil memberikan sebuah cincin. Air mataku jatuh membanjiri wajahku. Cincin ini, yang kuberikan kepada Min Hwa. Cincin ini juga yang ia berikan kepada Seung Hyun kemarin.
Tanpa berkata apapun, mungkin termakan gengsiku yang tinggi, aku langsung menuju ke ujung lorong tempat ruang operasi Min Hwa. Daesung dan yang lain sudah berada disana. Tidak ada yang mau memberi tahuku apa yang sebenarnya terjadi. Derai air mataku semakin deras.
Pintu yang berada dibelakangku terbuka, sontak aku melihat kearahnya. Sebenarnya aku berharap melihat sosok Min Hwa dengan senyumannya, menyapaku dan nantinya aku akan memeluknya. Tapi yang kenyataannya malah semakin membuat air mataku mengalir berlipat lebih deras.
"Min Hwa." panggilku pelan disebelah ranjangnya. "Min Hwa!!! Min Hwa!!! Mianhae, Min Hwa. Saranghae Min Hwa." aku benar-benar tidak bisa meralakannya begitu saja, aku masih belum siap kehilangannya. Ia dekat dengan Seung Hyun seperti kemarin saja membuatku stress, apa lagi sekarang. Dia telah benar-benar pergi.


- flash back -

Badanku makin lemas gara-gara melihat hasil tes kesehatan sialan itu. Aku mungkin masih bisa menerimanya, tapi Ji Yong? Apa dia bisa menerimanya?
"Yeoboseyo? Seung Hyun-ah?"
"Ne, wae?"
"Aku mau minta tolong padamu."
"Baiklah, aku akan kesana."

"Apa yang bisa ku lakukan untukmu, Min Hwa?" tanya Seung Hyun begitu sampai di jalan menuju rumahku.
"Ini." kataku sambil menyerahkan hasil tes itu. "Percayalah, itu semua benar dan aku sudah bisa menerimanya. Hanya saja, Ji Yong? Aku ragu dia bisa."
"K-kau haus memberitahukannya langsung pada Ji Yong."
"Aku tidak bisa. Aku tidak bisa melihat responnya, itu akan sangat menyiksa." air mataku mulai menetes.
"Lalu, bagaimana caramu mengatakannya?"
"Kita harus bersandiwara., Buat dia muak akanku, buat dia membenciku, buat dia melupakankanku." ujarku lirih dengan linangan air mata yang makin deras. "Saat tiba waktunya nanti, berikan ini padanya."
"Aku tidak yakin ini akan berhasil, tapi aku akan berusaha semampuku." Seung Hyun, sahabatku. Matanya merah ingin menangis saat menerima cincin dariku.

0 comments:

Post a Comment