[Fanfiction] Nothing Better



Cast : Kim Young Ae [author], Kim Jonghyun
Saat menunggu bis, aku tidak sengaja bertemu dengan Jaesoon teman SMP ku. Aku menyapanya dan dia membalasnya. Akhirnya kami mengobrol hingga bis datang. Di bis pun kami masih ngobrol. Jaesoon memang teman dekatku di SMP. Kami terus ngobrol dan sesekali tertawa mengingat kenangang masa-masa SMP kami dulu. Sampai-sampai aku baru sadar, bis yang kami tumpangi sudah berada di halte dekat sekolahku. Dia juga ikut turun. Tiba-tiba...
Brakk...
Sesuatu menghantam Jaesoon. Aku terkejut melihat Jaesoon jatuh ketanah. Aku menolongnya, tapi seseorang menampiknya.
“Oppa!” bentakku pada Jonghyun. Namja bertubuh besar yang tidak lain namjachinguku itu sukses membuat Jaesoon terkapar setelah panas melihatku dengannya begitu dekat.
“Apa yang kaulakukan? Apa maksudmu?” bentakku padanya. Air mataku secara otomatis mengalir deras.
“Jagi, aku hanya...”
““Tidak ada lagi yang harus dijelaskan, oppa. Aku sudah muak!” Aku langsung pergi meninggalkannya yang masih terdiam. Akhir-akhir ini hubunganku dengan Jonghyun memang buruk. Mungkin sebagian juga akibat dari kesalahan dan kebodohanku.

Kim Jonghyun, siapa juga yang tidak mengenalnya. Seantero sekolah juga tahu siapa dia. Namja keren, kaya dan disukai semua siswi disekolah. Tapi sayangnya terkadang dia dingin sekali kepada seorang yeoja. Dari caranya berperilaku dia juga terlihat angkuh. Dan aku tidak menyangkan dia menyatakan perasaannya kepadaku. Keren dan kaya, siapa juga yang mau menolaknya.

“Aku memang tidak sempurna, tapi hadirmu akan menyempurnakannya,” katanya saat itu. Sederhana memang, tapi sanggup membuatku luluh.

Sehari setelahnya, kami jadian. Dia yang kusangka tidak punya romantisme dalam kamusnya, ternyata lebih dari yang kukira. Janjinya selalu ditepati dan tidak pernah membuatku menunggu. Selalu mengutamakan kepentinganku daripada kepentingannya sendiri. Awal-awal hubungan kami memang indah. Dia memang agak over protektif, tapi menurutku tidak masalah. Sial, aku menangisinya, lagi. Mengingat semua kenangan ku dengannya membuatku menangis untuk kesekian kalinya.


Setelah pulang sekolah, aku berusaha untuk tidak menangisinya lagi. Aku sendiri bimbang. Disatu sisi aku benci terhadap sikapnya, disisi lain aku menyayanginya. Ponselku tidak henti-hentinya berdering. Siapa lagi kalau bukan karena Jonghyun yang terus menghubungiku. Tidak satupun dari telponnya yang kuangkat. Karena aku muak dengan sikapnya, disatu sisi bila aku mendengar suaranya pasti aku menangis lagi.
Hujan turun deras sesaat setelah aku sampai dirumah. Lagi-lagi ponselku berdering. Aku mengangkatnya tapi tak bersuara.
“Jagi, mianheyo...” kata Jonghyun diseberang sana. Entah karena suara hujan yang begitu deras, hingga aku hampir tidak bisa mendengar suaranya. Hujan terus turun sampai malam. Jonghyun sudah tidak menghubungiku lagi. Tiba-tiba, terlintas inisiatif untuk menelponnya. Lagi pula dia sudah minta maaf. Sekarang masih jam sepuluh, dia biasa tidur jam sebelas. Masih belum terlambat untuk menelponnya. Nada tunggu terdengar, tapi tak segera dia angkat.

Get Down nanana nanana nanana Get Down!
Get Down nanana nanana nanana Get Down!

Samar-samar aku mendengar nada itu berkali-kali dan sepertinya tidak asing untukku. Ah, aku baru sadar. Itu nada dering Jonghyun. Berarti dia...
Aku keluar rumah dan berusaha menemukan asal suara itu. Akhirnya aku menemukannya. Dia berada ditaman, terkapar lemas. Sedari siang, ia berada disana. Berharap aku mengangkat telponnya dan datang menemuinya disana. Hingga hujan turun pun dia masih disana. Dan akhirnya, hujanpun yang berhasil menumbangkannya. Wajahnya pucat dan tubuhnya lemas.
“Oppa,” panggilku lirih.
“Young Ae,” jawabnya lirih.
“Oppa, mainanpun yang berhasil menumbangkannya. Wajahnya pucat dan tubuhnya lemas.
“Oppa,” panggilku lirih.
“Young Ae,” jawabnya lirih.
“Oppa, mainheyo.” Aku memeluk tubuh besarnya sambil menangis.
“Saat kau acuhkanku, hidupku tak lagi sempurna. Tidak ada yang sesempurna sepertimu. Mianheyo, jagi.” Ia kembali pingsan.

Setelah itu, aku dan Jonghyun kembali seperti dulu. Seperti saat-saat pertama kali kita jadian. Jonghyun tak henti-hentinya minta maaf kepadaku. Aku sendiri terkejut saat dia mengatakan akan menemui Jaesoon untuk minta maaf. Oppa, aku memang tidak sempurna tapi denganmu segalanya sangat berarti




*rada aneh ya, inti cerita sama judulnya ga nyambung ^^ *

0 comments:

Post a Comment